Proses Pembuatan Keramik Dan Teknik Pembentukannya – Keramik adalah salah satu kerajinan tangan yang menggunakan tanah liat sebagai bahannya. Prosesnya melalui pembakaran dengan suhu minimal 700 derajat celsius. Hasil kerajinan keramik biasa dijadikan sebagai hiasan seperti vas bunga, hiasan lampu, guci, pot bunga, piring hias, dan mug.
Cara membuat keramik membutuhkan waktu yang cukup lama. Dibutuhkan kesabaran agar keramik yang dihasilkan memuaskan dan sesuai dengan yang diharapkan. Kurangnya rasa sabar justru akan membuat hasil kerajinan keramik tidak sesuai harapan.
Proses Pembuatan Keramik Secara Lengkap Perlu Kamu Ketahui
Amir Khosim dalam buku Geografi kelas X menjelaskan soal bagaimana proses pembuatan keramik. Ada 6 tahapan pembuatan keramik yang harus dilewati, yaitu:
1. Pengolahan Bahan
Tanah liat yang masih berupa bubuk harus diolah terlebih dahulu dengan cara disaring dalam kondisi basah. Maksudnya, ketika akan disaring, tanah dicampur dengan air agar debunya tidak beterbangan sekaligus membuat tanah liat lebih mudah dibentuk.
Kemudian, tanah dijemur selama satu sampai dua minggu hingga menjadi semakin liat. Agar tetap lembap dan liat saat dipakai, tanah harus disimpan di dalam plastik yang terlindung dari cahaya.
2. Pembentukan Keramik
Langkah selanjutnya adalah pembentukan tanah liat sesuai dengan kreativitas masing-masing. Dikutip dari buku Pend Seni Rupa SMP 1 (K-04) oleh Dedi Nurhadiat, ada empat teknik yang digunakan dalam pembentukan tanah liat, yaitu teknik lintingan, pijitan, butsir, dan putar.
Teknik lintingan adalah teknik yang digunakan dengan cara menyusun lintingan-lintingan kecil. Teknik pijitan sedangkan teknik yang digunakan dengan cara menyusun keratan lempengan bahan sesuai dengan rencana pembuat.
Butsir adalah cara mengurangi sedikit-demi sedikit bahan menggunakan sudip hingga bahan terbentuk. Sedangkan teknik putar adalah teknik membuat keramik dengan menggunakan alat bernama kickwell/handwell. Teknik yang paling sering digunakan oleh para pengrajin keramik adalah teknik putar.
3. Pengeringan Keramik
Setelah dibentuk, keramik dikeringkan dengan cara diangin-anginkan. Jika keramik dirasa sudah kering, proses bisa dilanjutkan ke tahap berikutnya.
4. Pembakaran Tahap Pertama
Keramik akan dibakar hingga dua kali. Pada tahap pertama, keramik dibakar selama 9 jam pada suhu 900 derajat celsius. Setelah sampai pada suhu dan waktu tersebut, keramik tidak boleh langsung diambil. Sebab, keramik akan mengalami thermal shock (perubahan suhu yang drastis) dari oven yang panas menuju suhu ruangan. Jika langsung dikeluarkan, keramik kemungkinan besar akan pecah dan oven bisa rusak.
Berbagai Tantangan Yang Di hadapi Saat Pembuatan Karya Kerajinan Tangan Keramik
Kualitas Bahan Baku: Memilih tanah liat dan bahan baku lainnya yang berkualitas sangat penting. Ketidaksesuaian bahan dapat mengakibatkan hasil keramik yang tidak maksimal, seperti retak atau mudah pecah.
Penguasaan Teknik: Membutuhkan keterampilan dan pengalaman untuk menguasai teknik pembentukan, pengeringan, dan pembakaran keramik. Pengrajin pemula mungkin mengalami kesulitan dalam menghasilkan karya yang konsisten.
Proses Pembakaran: Pembakaran adalah tahap kritis dalam pembuatan keramik. Suhu yang tidak tepat atau ketidakseimbangan di dalam kiln (oven pembakar) dapat mengakibatkan hasil yang cacat, seperti pecah atau berubah warna.
Waktu Pengeringan: Proses pengeringan yang tidak merata dapat menyebabkan keramik retak. Pengrajin perlu mengatur waktu dan cara pengeringan dengan hati-hati untuk menghindari masalah ini.
Kesalahan Desain: Perencanaan desain yang buruk dapat menyebabkan kesalahan dalam ukuran atau proporsi, yang dapat memengaruhi fungsionalitas dan estetika produk akhir.
Pewarnaan Dan Glaze: Memilih dan menerapkan glasir yang tepat sangat penting. Kesalahan dalam pengaplikasian glasir dapat menghasilkan hasil yang tidak diinginkan, seperti bercak atau permukaan yang tidak rata.
Permintaan Pasar: Menghadapi perubahan tren dan permintaan konsumen yang dapat mempengaruhi desain dan produksi.
Biaya Produksi: Pembuatan keramik memerlukan investasi awal yang tinggi untuk peralatan dan bahan. Menjaga biaya tetap terjangkau sambil menghasilkan produk berkualitas tinggi bisa menjadi tantangan.
Keterbatasan Ruang Kerja: Tidak semua pengrajin memiliki ruang kerja yang cukup untuk proses pembuatan keramik yang ideal, yang dapat membatasi kapasitas produksi mereka.
Persaingan: Dengan banyaknya produk keramik di pasaran, pengrajin perlu menemukan cara untuk membedakan karya mereka agar dapat bersaing dan menarik perhatian pelanggan.
Edukasi Pelanggan: Beberapa pelanggan mungkin tidak memahami nilai dan proses pembuatan keramik, sehingga sulit untuk menetapkan harga yang mencerminkan kualitas dan kerja keras yang terlibat.
Ketahanan Produk: Memastikan bahwa produk akhir cukup tahan lama dan tidak mudah rusak dalam penggunaan sehari-hari menjadi penting bagi kepuasan pelanggan.